Menulis Kapan saja, Di Mana Saja, dalam Segala Suasana

Saat saya mampir untuk kirim barang di kantor ekspedisi, saya dapati putri saya sedang asyik menulis di atas jok motor.

Dia segera menutup bukunya. Saya melajukan motor dan berhenti lagi di penjual buah pinggir jalan. Saya lihat dia kembali asyik melanjutkan ceritanya. Sengaja saya biarkan agak lama. Saya tunggu tanpa dia tahu. Dia menulis dengan cepat. Ide-idenya mungkin sedang banjir.


Seperti Safa, putri saya itu, sejatinya kita semua bisa menulis di mana saja, kapan saja, dalam suasana apa saja. Memang masing-masing ada tantangannya. Tapi tak ada tantangan yang tak bisa ditaklukkan.

Yang dibutuhkan hanya fokus. Kemudian mulai menggerakkan pena di atas kertas. Menggerakkan jemari di atas tuts keyboard. Hanya fokus. Di tempat ramai sekali pun, kalau fokus, insya Allah bisa menulis.

Untuk bisa fokus, tak butuh persiapan apapun. Tak perlu secangkir kopi dan camilan. Tak perlu ruang ber-AC. Tak perlu menyepi. Kita hanya perlu menyetting pikiran. Mengarahkan pikiran pada satu ide. Dan mulailah menulis tanpa beban.

Anne Frank menulis buku diary-nya yang kemudian fenomenal dalam suasa ketakutan, suasana mencekam. Beberapa penulis seperi Bernard Batubara dan Rayni N Massardi malah lebih senang menulis di tempat ramai. Saya sendiri kerap menulis di jalan raya, di atas bus atau kereta, pernah juga sambil rapat malam-malam.

Memang, hasilnya kadang kurang maksimal. Tapi masih ada cukup waktu untuk revisi bukan? Kecuali kamu sedang dikejar-kejar deadline jam 12 malam. Itu lain soal. (@rafif_amir)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

1 Response to "Menulis Kapan saja, Di Mana Saja, dalam Segala Suasana"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel