Di Balik Alasan Palsu Tidak Menulis


Mengapa sebagian orang menjadikan "sibuk" sebagai alasan tidak menulis?

Ada berbagai kemungkinan jawaban dari pertanyaan ini. Namun semuanya bermuara pada satu kesimpulan yang sama: karena ia menganggap menulis bukanlah sesuatu yang penting.

Seseorang yang mengira bahwa menulis hanyalah pekerjaan iseng atau pengisi waktu senggang, tidak akan pernah "panjang umur" melahirkan karya. Begitu ia ditelan kesibukan, saat itu pula aktivitas menulis ia tinggalkan.

Ada pula yang pada dasarnya malas menulis. Mengapa malas? Karena malas berpikir, malas berimajinasi. Lalu ia menjadikan kesibukan sebagai alibi. Sebab itu lebih menaikkan harga dirinya, daripada mengatakan ia tidak menulis karena malas. Ia seolah ingin mengatakan, "Sebenarnya aku bisa menulis, tapi banyak hal penting yang harus kulakukan. Dan menulis tidaklah penting!"

Sebagian lagi menjadikan  "sibuk" sebagai kedok bahwa ia memang gagal mengelola waktunya. Menulis butuh kedisiplinan. Ya, disiplin menggunakan waktu 30 menit misalnya, hanya untuk menulis. Jika ia konsisten melakukannya tiap hari, saya jamin ia akan menjadi penulis produktif. Dengan teknik menulis cepat, setidaknya ia akan menghasilkan  2-3 halaman setiap hari. Dalam waktu 1-2 bulan sudah memadai menjadi naskah yang siap diterbitkan.

Jadi sebenarnya, "sibuk" tak layak dijadikan alasan. Seolah para ulama yang menghabiskan seluruh hidupnya, bahkan masa mudanya hanya untuk menulis adalah orang-orang iseng yang gemar menyia-nyiakan waktu. Padahal kata Dr Abdullah Azzam, "Peradaban ini dibangun oleh dua hal: darah merah para syuhada dan tint hitam para ulama." Menulis adalah kerja besar membangun peradaban!

Adakah kesibukan yang lebih besar dari itu? Apakah kesibukanmu sekarang, yang menjadi alasanmu tidak menulis itu bisa kau kerjakan jika tidak ada tulisan? Kau belajar mulai bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi, bukankah karena buku yang kau baca? Karena guru-guru yang juga membaca? Dan semua itu terjadi karena ada yang menulis, ada penulis.

Saya tanyakan kepada setiap orang yang tidak menulis karena sibuk, "Berapa jam waktu yang kamu habiskan untuk hal sia-sia dalam sehari semalam? Apakah itu lebih penting dan bermanfaat daripada menulis?" Jika tidak, berarti kamu membohongi diri sendiri dan membohongi orang lain dengan alasan "sibuk" itu.

Dan orang-orang yang pandai berbohong, sebaiknya memang tidak menulis. (@rafif_amir)

sumber gambar: exabytes.co.id

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Di Balik Alasan Palsu Tidak Menulis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel