Agar Semangat Menulis? Ingat Satu Hal Saja


"Kak, bagaimana agar saya semangat menulis?"

"Bayangkan. Setiap kata, kalimat yang kamu tulis, adalah langkah-langkah membangun peradaban besar!" 

"Bayangkan. Setiap kamu menulis, adalah tapak-tapak kecil, menuju surga."

Sehingga tak ada lagi alasan untuk bermalas-malasan. Ibnu Katsir menulis kitab tafsirnya sampai hilang penglihatan. Imam Bukhari terbangun 20 kali dalam semalam untuk menuliskan setiap yang terlintas dalam pikirannya. Ibnu Jarir ath Thabari menulis 40 lembar setiap hari. Ibnu Aqil menulis 2000 jilid kitab yang menjadi perantara hidayah bagi lebih dari 120 ribu orang. Ibnu Taimiyah menulis 400 karangan lintas disiplin ilmu.

Lalu apa lagi yang membuat kita tak kunjung bergerak untuk menyalakan laptop, lalu menulis? Fasilitas yang kita miliki jauh lebih baik dibanding pada zaman ulama-ulama yang saya sebutkan tadi. Tapi mengapa kita masih miskin kreativitas dan tidak produktif?

Sebab kita menjadikan menulis hanya sekadar hiburan. Pengisi waktu senggang, begitu yang sering disebut. Kita menganggap menulis adalah main-main, padahal ia adalah pekerjaan besar yang telah menjadi tradisi sejak berabad-abad silam. Dan sejarah mencatat, para penulislah yang memiliki peran besar dalam membangun peradaban. Atau menghancurkannya.

Mengapa kita tak bersemangat? Karena kita salah dalam memicu diri. Ada yang hanya demi gengsi dan royalti. Ada yang mengejar sertifikasi. Lalu setelah itu?

Bayangkan. Karya-karyamu itu, yang kelak menjadi penerang, di alam kubur yang gelap gulita.

Maka menulislah sekarang. Jangan ditunda-tunda.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

1 Response to "Agar Semangat Menulis? Ingat Satu Hal Saja"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel