Mazhab Sastra Pencerahan


"Sastra sebenarnya alat untuk memberi dan menerima pencerahan" (Danarto)

Untuk siapa kita menulis? Tentu untuk pembaca. Lewat kata-kata kita memberikan sesuatu kepada pembaca. Apakah itu kebaikan atau keburukan. J.D Salinger menulis The Catcher in the Rye dan menginspirasi para psikopat membunuh korbannya. Helvy Tiana Rosa menulis Ketika Mas Gagah Pergi dan menginspirasi muslimah untuk mengenakan jilbab.

Tetapi ada pula yang berpendapat "sastra untuk sastra". Bagi mereka, yang terpenting adalah nilai estetis yang ada di dalamnya. Ibarat keterpesonaan pada sesuatu, yang penting bagi mereka adalah pesona itu sendiri. Bukan apa yang sejatinya dapat ditangkap oleh keterpesonaan. Mazhab ini mengutamakan bentuk, bukan muatan dari sebuah karya sastra.

Dalam hal ini, saya sependapat dengan Danarto. Sastra adalah alat untuk memberi dan menerima pencerahan. Sebagaimana pula yang diterangkan oleh Wikipedia: sastra adalah teks yang berisi instruksi, pedoman, atau ajaran. Jadi, sastra digunakan untuk menyampaikan sesuatu, mentransfer nilai, dan pemikiran penulisnya kepada siapapun pembaca.

Karena itu, mutu sebuah karya sastra dipengaruhi oleh seberapa banyak ia memberikan pencerahan, bukan seberapa banyak rima dan keindahan bahasa yang dipamerkan-- sebagaimana dianut oleh mereka yang bermazhab "sastra untuk sastra".

Mungkin ada yang mengatakan bahwa "sastra selangkangan" itu adalah sastra yang jujur dan memiliki estetika tinggi. Tapi bagi saya, tidak! Kalau boleh meminjam istilah Danarto, ia adalah sastra yang jelek. Sebab, tak ada nilai pencerahan yang dibawa. Ia membungkus pikiran-pikiran cabul menjijikkan dengan teks, dan menyebutnya sastra dengan harapan menyulap sesuatu yang kotor menjadi suci.

Sekali-kali tidak akan pernah bisa air comberan menjadi susu meski ia dituangkan dalam cangkir yang paling mahal sekali pun.

Sastra yang berkualitas adalah yang membangun peradaban. Bukan yang justru merusak peradaban. Dan tak mungkin sastra model selangkangan itu bisa membangun peradaban. Tak akan pernah!

Sastra yang berkualitas hanya mampu dihasilkan oleh penulis-penulis berkualitas, yang memiliki budi dan keluhuran tinggi. Sastra yang mencerahkan hanya mungkin ditulis oleh orang-orang dengan jiwa yang suci. Bukan pikiran yang penuh comberan.

Sidoarjo, 16 Juni 2020

Berlangganan update artikel terbaru via email:

1 Response to "Mazhab Sastra Pencerahan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel