Menyelami Pribadi Hatta



Saya tak pernah bertemu Bung Hatta. Tapi saya tertarik menyelami pribadinya lewat buku. Saya mengoleksi banyak buku biografi, memoar, dan karya-karyanya yang brilian.

Salah satu yang saya baca dan berhasil saya tuntaskan dalam waktu kurang dari sebulan adalah buku Seri Dimata: Pribadi Manusia Hatta. Seri ini terdiri dari 12 jilid, berisi pandangan dan pendapat keluarga dan orang-orang yang pernah dekat dengan Bung Hatta.

Saya menyelesaikan buku itu di dua kota: Sidoarjo dan Pamekasan. Hanya 3 buku yang saya baca di Pamekasan. Dan satu di antaranya yang membuat saya menangis sesenggukan. Yaitu ketika sampai pada kisah yang ditulis oleh Ny. Saudah Husyn, suster yang merawat Bung Hatta di RS Cipto Mangunkusumo. Air mata saya tak tertahan ketika ia bercerita tentang meninggalnya Bung Hatta.

Meski saya berusaha untuk tidak larut, mencoba mengalihkan perhatian dengan aktivitas lainnya termasuk makan siang, air mata saya tetap jatuh juga. Saya seperti merasa sangat kehilangan. Padahal kejadian wafatnya Bung Hatta itu sudah lama sekali. Sejak sebelum saya lahir. 40 tahun lalu.

Mungkin karena saya larut dengan kisah-kisah kepribadian beliau yang saya baca dalam lembar-lembar sebelumnya. Saya benar-benar telah menyelami jiwa seorang tokoh besar kharismatik, yang ketulusan dan pengorbanannya buat bangsa ini sungguh luar biasa; dialah Mohammad Hatta.

Namun di kala lain saya tersenyum dan tertawa membaca sisi lain Bung Hatta yang agak “kaku” seperti diceritakan oleh teman-teman seperjuangannya. Kala lain muncul kekaguman saya akan sikap disiplin, keberanian, dan kesederhanaannya. Terutama kecintaannya pada buku. Beberapa kali dikisahkan tentang perpustakaan pribadinya yang menampung lebih dari sepuluh ribu buku, yang tertata rapi dan sangat terawat. Saya menjadi ingin sekali mengetahui judul buku-buku itu. Saya ingin tahu buku-buku apa saja yang dibaca oleh Bung Hatta.

Lebih dari itu, niat saya untuk memiliki perpustakaan yang besar, yang koleksi bukunya jauh lebih banyak dari yang dimiliki Bung Hatta semakin menggebu-gebu. Saya ingin perpustakaan itu nantinya akan menjadi rujukan bagi siapapun yang mencari buku-buku bagus. Seri Dimata: Pribadi Manusia Hatta termasuk diantaranya.

Banyak hal menarik yang saya temukan dalam buku sejumlah total 1.700-an halaman ini. Misalnya bagaimana hubungan Bung Karno dan Bung Hatta sebelum dan pasca Bung Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden RI, bagaimana Bung Hatta menyusun urutan buku di rak perpustakaannya, bagaimana sisi romantisnya terhadap istri, bagaimana daya ingatnya yang sangat tajam, kedisiplinannya dalam menghadiri setiap pertemuan, atau ketelitiannya dalam segala hal. Kisah-kisah itu patut menjadi teladan bagi siapa pun, khususnya penerus bangsa ini kelak.

Buku-buku lain tentang Bung Hatta akan segera saya baca. Buku-buku karya beliau juga akan saya pelajari. Sebagai kelanjutan dari menyelami pribadinya. Mungkin saya akan menuliskan hasil pembacaan dan telaah saya nanti menjadi sebuah buku kecil. Meski bukan untuk referensi, setidaknya bisa menjadi kenang-kenangan bagi saya pribadi bahwa saya pernah menyelami kisah hidup seorang pejuang kemerdekaan, seorang tokoh besar, yang tetap rendah hati hingga akhir hayatnya.


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Menyelami Pribadi Hatta"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel