Mindset Penulis #2: Kualitas Berbanding Lurus dengan Produktivitas


Hidup adalah serangkaian proses. Kita tumbuh tidak hanya secara fisik, tapi juga mental, kepribadian, akhlak, nalar dan pikiran, relijiusitas, dan segala hal yang membentuk diri kita sebagai manusia utuh. Demikian pula proses dalam perjalanan menjadi seorang penulis. Kualitas tulisan yang baik tidak didapat secara tiba-tiba, bak hujan emas dari langit. Karya yang bagus harus diupayakan.
Caranya adalah, tidak ada lain, kecuali dengan menulis sebanyak mungkin. Dalam hal ini berlaku rumus: kualitas berbanding lurus dengan produktivitas. Artinya, semakin produktif menulis, kualitas tulisan akan semakin membaik.
Saya menulis sejak masih kecil. Kalau dihitung, sampai saat ini sudah lebih dari 20 tahun. Dalam perjalanan panjang kepenulisan saya itu, saya sering membandingkan karya-karya saya ketika SMP misalnya, dengan saat sudah duduk di bangku SMA. Karya zaman SMA dengan karya saat sudah kuliah. Dan seterusnya.
Karya yang dulu saya anggap sangat bagus, sangat keren, ketika dibaca beberapa tahun kemudian, membuat saya tersenyum bahkan kadang terpingkal. Betapa tulisan saya saat itu masih ingusan.
Ada saatnya menertawai tulisan sendiri, setelah berhasil membuat karya yang jauh lebih baik. Karena itu, tulisan sekecil apapun, seremeh apapun menurut kita, disimpan serapi mungkin. Agar kelak kita menyadari, bahwa kita telah melalui serangkaian proses yang jerih untuk menjadi penulis. Lihatlah, bagaimana diri kita sendiri tumbuh, sebelum memekarkan kelopak dan mahkota. Sebelum menyuguhkan buah yang ranum dan manis.
Tapi, janganlah cepat merasa puas. Karena merasa telah melahirkan masterpiece, kemudian berhenti menulis. Karya masterpiece itu disematkan oleh pembaca ketika penulisnya telah meninggal dunia. Jadi bagaimana kita bisa menyebut "masterpiece" sementara kita masih sanggup menulis yang jauh lebih keren dari yang kita tulis hari ini.
Menulislah sebanyak mungkin, menulislah setiap hari, tak usah pedulikan kata orang. Jika yang kau tulis adalah kebaikan, kenapa harus ragu, kenapa harus malu. Tak peduli tulisan belepotan atas bawah, kiri kanan, dibilang jelek, gak mutu, atau apalah apalah. Suatu saat kau akan buktikan pada mereka, bahwa karyamu diakui dunia. Saat itu, orang-orang yang mengejekmu mungkin sudah pensiun menjadi penulis.
Penuhi dunia ini dengan karya-karyamu. Tebas semua rasa tak percaya diri itu. Saya termasuk yang tidak setuju, jika ada yang mengatakan, hanya karya yang bagus-bagus yang layak diterbitkan. Tidak. Kau tak akan pernah tahu, bisa jadi karya yang kamu anggap jelek itu, yang menginspirasi seseorang, hingga kemudian ia tercerahkan, berubah lebih baik, bahkan menjadi inspirator kebaikan. Itu jauh lebih baik dari satu karya mentereng yang meraih 10 penghargaan. Keluarkan semua. Kau hanya perlu membacanya ulang, merevisi, lalu publikasikan. Publikasikan.
Teruslah begitu. Teruslah begitu. Itulah cara engkau tumbuh. Menulis itu ibarat menyiram tanaman, harus rutin dan sering. Kalau tidak, tanaman akan layu. Seperti pisau yang lama tidak dipergunakan, akan tumpul dan berkarat. Maka sering-seringlah diasah.
Saya pernah mengalami masa setahun lebih tidak menulis. Ketika akan memulai lagi, terasa sangat berat. Jari-jari rasanya sulit untuk digerakkan. Seperti baru belajar menulis. Sama seperti orang yang pernah ahli mengendarai mobil, tapi terlalu lama tidak turun ke jalan. Alhasil, ketika memegang setir, gugup dan kaku.
Produktif, itu kata kuncinya. Jangan menuntut kualitas sebelum berlatih dengan keras. Nikmati saja prosesnya. Sambil terus belajar. Banyak membaca buku, banyak menelaah, banyak berdiskusi. Bagus juga kalau punya mentor untuk tempat bertanya dan konsultasi, yang membimbingmu sampai menjadi ahli.
Motivasi diri sendiri untuk menulis setiap hari, ini yang paling penting.

sumber gambar: uangonline.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Mindset Penulis #2: Kualitas Berbanding Lurus dengan Produktivitas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel