A Simple Secret Love, Kisah tentang Ketulusan dan Pengorbanan


Ketika Cinta Menunjukkan Keajaibannya. Itulah kalimat yang tertulis di sampul depan novel A Simple Secret Love (ASSL). Membacanya, membuat saya teringat pada tulisan saya yang berjudul “Keajaiban Cinta”. Cinta itu jangan seperti Nobita yang cengeng, jangan seperti Giant yang egois, jangan seperti Shizuka yang lemah, jangan seperti Suneo yang sombong. Tapi cinta harusnya seperti Doraemon yang penuh keajaiban. Sebuah quote yang saya dapat dari seseorang, entah siapa.

Novel ini bukan tentang cinta yang cengeng. Meski cerita dimulai dengan pertengkaran, di dalamnya ada ketulusan, ada keberanian, ada ketegasan. Kasih sayang Safaa untuk kakaknya, Zayn. Cinta membuatnya berani memprotes keputusan kakaknya yang salah; mempertahankan hubungan dengan Hazel.

Cinta yang kelak mengharu biru dalam setiap episode perjalanan keduanya. Cinta yang tak pernah egois. Justru dipenuhi pengorbanan demi pengorbanan yang menguras air mata. Dimulai dengan aksi nekad Safaa menggantikan posisi kakaknya dalam tim drama, seterunya dengan Hazel, hingga lebam biru di lengannya. Semua yang ia tutup rapat. Hanya demi melihat Zayn berada di puncak suksesnya.

Sebelum membaca ASSL, saya membaca Reem karya Sinta Yudisia. Sebagaimana ASSL, Reem juga bercerita tentang dua orang kakak-beradik dengan segala konflik dan kejutan-kejutan cerita yang memaksa air mata tumpah. Cerita tentang persaudaraan, kakak laki-laki dan adik perempuan, memang selalu melahirkan kisah-kisah tak terlupakan. Kisah tentang Gagah dan “Dek Manis” dalam Ketika Mas Gagah Pergi, atau Azzam dan Husna dalam Ketika Cinta Bertasbih, begitu fenomenal dan melekat kuat dalam ingatan.

Kakak laki-laki seringkali tampil sebagai sosok yang mengayomi dan tegar, sementari adik perempuan memiliki sifat agak kekanakan namun penuh perhatian. Baginya, kakak adalah sosok yang istimewa. Sosok yang meski tak pernah mengatakan cinta, tetapi segala yang ia berikan melampaui itu semua.

“Karena dia,” kata Safaa, “satu-satunya sahabat dan sosok kakak terbaik untukku.” (Hal. 198)
Safaa tidak terima, jika Hazel tetap menjalin hubungan dengan Zayn. Ia cemburu. Sebab menurutnya, Hazel bukanlah wanita yang baik. Karenanya ia meledak saat tahu kehadiran kakaknya ke Butterfly Hills justru untuk berbaikan dengan Hazel.

“Tidak. Jangan kau lanjutkan lagi permainanmu, Hazel. Kakakku sudah cukup selalu mengalah demi kamu. Apa kau pernah tahu bagaimana rasa sayang Zayn terhadapku? Tidak, Hazel. Kau tidak tahu. Dan sekarang bahkan yang ada di depan mata kakakku hanya kamu. Kau tahu itu?” (Hal. 192)

Safaa pergi. Pulang. Lalu ke Pakistan bersama mom. Semua terjadi begitu cepat. Secepat keputusan Zayn, saat melihat sifat Hazel yang tak berubah. “Bahkan jika berpisah adalah cara terbaik untuk mencapai kebahagiaan kita masing-masing… aku akan menjalaninya.” (Hal. 232)

A Simple Secret Love (ASSL) tidak mengajarkan cinta yang lemah dan sombong. Sebab jika saat mencintai saja begitu lemah, bagaimana cinta memproduksi energi melimpah seperti yang dimiliki Zayn, untuk melepas Hazel. Dan… memilih Rain.

Pertemuan yang penuh keajaiban. Tiba-tiba. Tak disangka namun indah. Inilah akhir kisah yang akan membuat setiap pembaca ASSL akan mengembangkan senyumnya. Senyum seperti yang dimiliki Safaa, saat melihat kakaknya bersanding dengan wanita seperti dalam impiannya.

Takdir mempertemukan keduanya dengan caranya yang paling rahasia. Inilah kekuatan harapan, doa, dan pengorbanan Safaa yang begitu tulus untuk Zayn, kakaknya tercinta.

Jujur, saat membaca halaman-halaman awal ASSL, saya tidak terlalu ngeh, tetapi kemudian pada lembar-lembar berikutnya saya mulai menikmatinya. Dialog demi dialog, suasana Butterfly Hills di musim dingin, dan karakter-karakter yang mulai terlihat. Ini seperti saat saya membaca Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Seperti gumpalan titik hitam, yang perlahan-lahan semakin cerah, semakin benderang.

Ada sedikit typo barangkali di halaman 186, baris ke-2, kata “malam” yang mungkin maksudnya “makan”. Sehingga membuat saya berhenti dan membacanya berkali-kali. Tapi secara keseluruhan, tidak ada masalah dalam ejaan.

ASSL layak menjadi suguhan, para remaja, dewasa, bahkan orang tua, yang ingin lebih dalam memahami tentang hakikat pengorbanan dan ketulusan. Juga tentang keberanian, untuk membuat keputusan-keputusan penting dalam hidup, yang mengantar pada kisah terindah. Dan keajaiban cinta.

Sidoarjo, 10 Mei 2019

Book Review #105. Review A Simple Secret LoveKarya Mell Shaliha. Penerbit Indiva, Surakarta: Cetakan 1, 2019. 288 halaman.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "A Simple Secret Love, Kisah tentang Ketulusan dan Pengorbanan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel