Buku, Hadiah Terindah
Meski sudah
memiliki banyak buku, saya tetap senang jika ada yang menghadiahkan saya buku.
Terserah apapun momennya, apapun alasannya. Saya akan terima dengan hati
bahagia.
Saya pernah
mendapatkan hadiah beberapa buku saat menikah dulu. Termasuk buku fotokopian
tentang cara melakukan hubungan suami istri. Saya juga terima dengan senang
hati. Buku-buku hadiah lainnya saya dapatkan dari menang lomba, mengisi acara,
dan pemberian teman-teman FLP. Semua saya simpan dengan baik di rak perpustakaan
pribadi.
Bagi saya,
buku adalah hadiah terindah. Apalagi hadiah buku dari penulisnya langsung
lengkap dengan tanda tangannya. Wah, ini seperti pemberian barang mewah. Saya
akan selalu mengenangnya.
Orang-orang
yang mengenal baik saya pasti tahu itu. Mereka tahu kalau saya penggila buku
dan akan memilih memberikan hadiah buku dibandingkan hadiah-hadiah lainnya.
Meski seandainya pun buku tersebut sudah saya miliki, saya akan menerima dengan
senang hati.
Kebahagiaan
saya dengan hadiah buku saya yakin juga dirasakan oleh pecinta-pecinta buku
yang lain. Oelah karenanya, saya pun akan memberi hadiah yang sama pada mereka.
Terkadang saya jadikan hadiah ulang tahun, terkadang juga dijadikan kado di
hari pernikahan.
Tetapi yang
lebih sering, saya memberikan hadiah buku saat mengisi acara-acara kepenulisan.
Saya membawa beberapa buku dari rumah dan dibagikan gratis pada peserta. Tentu
tidak semua. Bisa dengan cara memberikan pertanyaan atau mereka yang berani
mengajukan pertanyaan.
Saya
melihat ekspresi bahagia mereka saat menerima buku itu. ekspresi yang hanya
mungkin ditunjukkan oleh pecinta buku sejati. Adapun orang yang tidak senang
buku, ketika diberi hadiah buku akan merasa biasa-biasa saja. Ada yang saya
kasih secara khusus buku karangan saya, tetapi sikap dan wajahnya datar-datar
saja. Seolah baru saja diberikan sesuatu yang tak ada nilainya.
Ketika saya
menemui hal demikian, terkadang saya menyesal. Bukan karena dia seolah tak
menghargai buku karya saya. Saya khawatir ia tidak memperlakukan buku pemberian
saya itu dengan baik. Termasuk mungkin tidak membacanya. Lalu setelah menumpuk
di rumah, buku saya ikut dijualnya di rongsokan.
Semoga saja
tidak. [rafif]
sumber gambar: gurusiana.id
0 Response to "Buku, Hadiah Terindah"
Posting Komentar