Insting Brilian Investasi Akhirat
Banyak
peluang investasi akhirat di sekitar kita. Tapi kita perlu cermat memilih yang
tepat. Ia adalah yang benar-benar bisa melipatgandakan, mengucurkan pahala tak
habis-habis untuk kita hingga hari kiamat.
Kita harus punya
insting mengindera peluang-peluang itu. Dan begitu ketemu, langsung tangkap.
Jangan sia-siakan sedikit pun. Seperti kisah seorang India bernama G.D Birla.
Suatu saat ia mendapatkan sepucuk surat dari seorang pelajar yang tak dikenal.
Pelajar itu mengatakan, ia butuh dibantu uang sejumlah 22 ribu rupee untuk
membeli sebuah alat yang bisa membuatnya menjadi ilmuwan peraih nobel.
Apa yang
kira-kira akan kita lakukan jika menjadi sosok G.D Birla? Ya. Barangkali yang
terpikir pertama kali, “Anak ini hendak menipu rupanya.” Atau “Khayalannya
tinggi sekali sampai-sampai menghalalkan segala cara.” Dan kesan-kesan negatif
lainnya. Tetapi respon G.D Birla yang sesungguhnya tidak demikian.
Apa yang
G.D Birla lakukan benar-benar mengejutkan. Ia membalas surat pelajar tak
dikenal itu disertai cek 22 ribu rupee. G.D Birla benar-benar memenuhi
permintaannya. Nominalnya tepat tanpa dikurangi. Padahal itu bukanlah jumlah
yang sedikit. Kalau dikurskan rupiah saat ini, kurang lebih sekitar 4 juta.
Apa
gerangan yang membuat G.D Birla percaya begitu saja? Saya yakin, hampir
mustahil ia akan memberikan selembar cek ini tanpa dorongan kuat dalam dirinya
untuk berinvestasi kebaikan. Tapi bagaimana ia bisa yakin tidak sedang ditipu?
Inilah yang saya sebut insting brilian para pemburu kebaikan. Hanya dengan
membaca surat saja, ia bisa tahu bahwa pemuda tadi tidak sedang “bercanda”.
Dan insting
G.D Birla sungguh jitu. Pelajar yang menerima 22 ribu rupee dari dirinya,
benar-benar membeli alat yang ia inginkan. Ia melakukan percobaan dan
mendapatkan temuan yang luar biasa. Berkat penemuannya itu, ia benar-benar
diganjar nobel dalam bidang ilmu pengetahuan. Ia adalah Sir C.V. Raman.
Saya tidak
tahu persis agama yang dianut oleh G.D. Birla. Tetapi saya berandai-andai.
Andai G.D. Birla atau orang-orang yang melakukan hal serupa beragama Islam,
maka sedekah yang ia berikan untuk ilmuwan itu akan bernilai pahala, sepanjang
hasil penemuan itu bermanfaat untuk banyak orang. jika manfaatnya terus
dirasakan hingga hari kiamat, maka sepanjang itu pulalah pahala akan mengucur
deras untuknya.
Insting
untuk memburu investasi akhirat, inilah yang diperlukan. Dan untuk meraihnya
butuh kepekaan. Butuh motivasi besar untuk memburu pahala. Lebih besar dari
motivasi memburu dunia. Dan kita seharusnya memiliki itu. Kita berada di sebuah
zaman yang sudah sangat dekat dengan hari akhir. Penuh godaan, maksiat
dimana-mana. Peluang menumpuk dosa lebih besar dari menabung pahala. Sementara
rata-rata usia hidup kita semakin pendek. Bagaimana kita bisa memperbanyak
pahala? Tak ada lain cara, kecuali investasi akhirat. Sehingga bila kita sudah
berkalang tanah, pahala akan terus terkirim tak sudah-sudah.
Kapan
sebaiknya? Saat ini juga. Semakin awal, semakin panjang pula masa kucuran
pahala itu. Kita sudah kalah start dengan para sahabat Rasul dan para ulama
salaf, jadi frekuensinya yang kita tingkatkan. Intensitasnya yang kita
perbanyak. Hidupkan, nyalakan insting brilian itu. Jika ada di depan mata,
tangkap dan segerakan. [Rafif]
0 Response to "Insting Brilian Investasi Akhirat "
Posting Komentar