Jalan Menjadi Pakar



Kepakaran dibangun dari dua hal: pendidikan baik formal maupun informal atau karya-karya besar. Jika keduanya sama-sama dimiliki oleh seseorang, maka semakin tak diragukan dirinya untuk disebut, ahli. 

Tetapi ada pula yang antara pendidikan dan karya yang dihasilkan tidak linier. Sebut saja misalnya, Taufiq Ismail. Seorang dokter hewan yang lebih dikenal sebagai sastrawan. Sebab beliau memang tak pernah menghasilkan karya yang berkaitan dengan kesehatan hewan.

Silakan memilih jalur yang mana. Kalau lewat pendidikan, harus bertekad sampai meraih gelar doktor atau professor. Kira-kira butuh 10 tahun lamanya. Jika lewat jalur karya, harus menghasilkan karya besar dan telah melampaui 10.000 jam latihan. Artinya, jika setiap hari meluangkan waktu 3 jam untuk menekuni potensinya maka setelah 10 tahun akan menjadi ahli. Waktu yang diperlukan kurang lebih sama. Hanya saja, jika latihan 3 jam ditingkatkan menjadi 6 jam per hari, maka lewat jalur karya, seseorang bisa lebih cepat menjadi ahli.

Namun, memilih menjadi ahli lewat jalur karya tantangannya lebih berat. Tak semudah itu menghasilkan karya-karya besar yang bisa diakui oleh masyarakat. Tak pelak, juga harus banyak melahap buku, menaklukkan kemalasan. Buya Hamka adalah contoh bagaimana kepakaran bisa diraih tanpa studi. Beliau kemudian dinobatkan sebagai doktor honoris causa oleh Universitas Al-Azhar di Mesir. Hamka ahli tidak hanya dalam bidang sastra, tetapi juga sejarah dan filsafat.

Terus terang saya banyak mendapat inspirasi dari sosok beliau. Dalam pengasingan justru melahirkan karya besar tafsir Al-Azhar, dalam banyak kesulitan justru melahirkan banyak karya monumental. Saya kira beliau layak disejajarkan dengan para ilmuwan Islam abad pertengahan, seperti Al Farabi, Ibnu Sina, Al Khawarizmi, dan lain-lain. Mereka menguasai banyak disiplin ilmu dan menulis banyak kitab lintas disiplin ilmu.

Saya membayangkan, jika harus sekolah formal, ada berapa gelar di belakang namanya. Tentu sangat panjang. Berapa tahun yang harus dihabiskan untuk lulus satu persatu di banyak fakultas. Tetapi mereka meraihnya melalui pembelajaran tiada henti sekolah kehidupan; membaca, merenung, berpikir, menemukan. Begitu seterusnya.[Rafif]

sumber gambar: difesaonline.it

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Jalan Menjadi Pakar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel