Proses Kreatif Motinggo Busye

"Kalau ada pengarang Indonesia yang paling terampil dan paling produktif sekarang ini adalah aku," kata Motinggo Busye. Saat itu, tahun 1987, ia telah menulis puluhan novel dan naskah drama.

Pemilik nama asli Bustami Dating itu telah mulai menulis sejak usia 5 tahun. Sejak pertama kali ia mengenal mesin ketik.

Bisa dibilang, kemalangan yang berbuah berkah. Ia mendapat hadiah mesin ketik itu dari seorang perwira Jepang, Yamashita. Yamashita menaiki sepeda roda tiga milik Motinggo kecil, sehingga membuatnya remuk. Dan sebagai permintaan maaf, Yamashita memberikan Motinggo sebuah mesin ketik.

Tapi menurut Motinggo, mesin tik hanyalah faktor kedua yang memengaruhi kepengarangannya. Faktor utamanya adalah buku. Ratusan buku terbitan Balai Pustaka ia lahap sejak usia 5 tahun. Sejak 1942.

Motinggo Busye kelak dikenal sebagai pengarang produktif yang banyak menulis novel berbau erotis. Berbagai kritik dan hujatan dilayangkan padanya. Meski sebagian lagi menyanjung dan memuja-muja.

Sekitar tahun 1984, Motinggo mulai meninggalkan "dunia erotis" dan banyak menulis sastra serius. Tahun 1999, cerpennya "Dua Tengkorak Kepala" terpilih menjadi cerpen terbaik Kompas.

Proses Kreatif

"Aku punya penyakit insomnia. Tidur hanya 2 jam dalam semalam," kata Motinggo. Karena itu, ia habiskan malam-malamnya dengan membaca buku.

Ia mulai menulis setelah shalat subuh. Kira-kira pukul 5 pagi. Kadang tulisan baru, kadang melanjutkan tulisan kemarin.

Jika tak selesai, cerita yang ia ketik dimasukkan ke laci khusus: "cerita yang menggantung".

Pukul 7 atau 8 pagi ia mengakhiri aktivitasnya di depan mesin tik. Lalu ia akan merasa menjadi orang bebas. Jadi, ia hanya menulis 2 sampai 3 jam tiap hari. Tapi benar-benar fokus. Kalau bahasa dia: "mengetik menggebu-gebu".

Dalam menulis, Motinggo tak suka bertele-tele. Kalimatnya langsung ke jantung persoalan. Kalimat aktif dan singkat. Bukan kalimat pasif.

Simak saja kalimat pertama dalam cerpennya yang berjudul "Dalam Kelam": Setelah dia tidak tahu lagi tidak ada pekerjaan untuk mengatasi penganggurannya, maka dia memilih bekerja sebagai orang gila.

Sidoarjo, 19 April 2020

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Proses Kreatif Motinggo Busye"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel