Pamer Aktivitas Membaca Pada Anak


Stephen Covey dalam bukunya "The 7 Habits of Highly Effective Families" mengatakan, "Saya membaca sebuah riset yang menunjukkan bahwa alasan nomor satu mengapa anak-anak enggan membaca, adalah karena mereka tidak melihat ayah mereka membaca."

Covey bercerita, bahwa anaknya pernah bertanya, "Kapan ayah membaca?" Ia dibuat terkejut oleh pertanyaan itu, sebab memang, meski ia membaca 3-4 buku setiap minggu, ia hampir selalu membaca ketika sendirian. Jika sedang bersama keluarga dan anak-anak, ia tidak membaca.

Dari hasil riset yang dilaporkan Dale Johnson dalam Reading Research Quarterly itu, menunjukkan betapa anak-anak butuh keteladanan agar bersemangat membaca buku. Peran orangtua sangat dominan. Membaca buku di depan anak-anak adalah sarana "iklan" paling jitu untuk menunjukkan betapa asyiknya membaca.

Ketika anak pertama saya, Safa, masih berusia sekitar 2 tahun, saya dibuat kaget oleh celotehannya, saat ditanya tentang cita-cita. "Aku ingin jadi buku," katanya. Mungkin karena yang ia lihat sepanjang waktu, selain ayah dan ibunya, adalah buku-buku. Ia juga sering melihat saya membaca buku, ia pun senang saat dibacakan cerita dari buku. Maka sampai sekarang, membaca menjadi menu harian yang tak terlewatkan baginya. Sampai-sampai mau ke pengajian pun, ingin bawa buku.

Orangtua, terutama ayah, adalah orang pertama yang harus memberi contoh kepada anaknya, jika memang ia ingin anaknya gemar membaca. Tidak cukup hanya membelikannya buku-buku tebal, berjilid-jilid, warna-warni, harga mahal, lantas sudah merasa selesai tugasnya. Belum. Buku-buku itu hanya akan menjadi tumpukan tak berarti jika anak malas membaca. Dan mereka malas membaca karena ayahnya tidak membaca.

Tak ada salahnya, saat liburan dan berkumpul bersama keluarga, sediakan waktu sejenak untuk membaca buku bersama-sama. Atau mampir ke toko buku dan membolak-balik beberapa halaman untuk "dipamerkan" kepada anak-anak.

Jika membeli buku untuk anak-anak, jangan lupa beli buku juga untuk diri sendiri. Ingin anak pintar dan luas ilmunya dengan membaca, orangtua pun mestinya jangan mau kalah. Membaca, belajar, menimba ilmu tidak dibatasi usia, bukan?

sumber gambar: biofar.id

Berlangganan update artikel terbaru via email:

10 Responses to "Pamer Aktivitas Membaca Pada Anak"

  1. Benar sekali, kebiasaan anak membaca akan muncul jika dibiasakan. Di rumah, sejak kecil saat berbincang, orangtua pasti mengaitkannya dengan kutipan dalam buku. Akhirnya jadi tertarik menemukan kalimat itu di buku mana, jadi suka membaca. Harus dimulai sejak dini, supaya pas besar nggak perlu dipaksa lagi.

    BalasHapus
  2. Setuju banget, anak harus diakrabkan dengan buku sejak dini, anak juga harus melihat orang tuanya suka baca buku ya

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah, anakku juga sudah mulai kubiasakan dengan buku-buku. Semangat, Ayah!

    BalasHapus
  4. jadi itu rahasinya anakmu sudah lihai mengolah kata be, hmmm mari kita catat ilmu ini

    BalasHapus
  5. Inilah satu alasan kenapa saya lebih suka baca buku cetak daripada baca buku digital via smartphone. Sebab persepsi anak kalau pegang hp itu nonton YT atau pantengin media sosial, bukan baca buku

    BalasHapus
  6. Suka tulisan ini. Besok2 pas pulkam pengen baca di dekat adik2...

    Biar lihat saya baca dan gemar baca.

    Kedepannya biar jadi penulis juga.... Kayak pak rafif.... Hhee

    BalasHapus
  7. Begitupun yang saya alami, anak-anak meniru apa yang dilakukan orang tua.

    BalasHapus
  8. Sewaktu saya rajin baca, anak saya ikut baca buku dan kepo ingin baca buku yang saya pegang. Tapi ketika perlahan saya meninggalkan buku dan kebanyakan di depan handphone ya begitu anakpun sukanya jadi ke hp. 😄😢

    BalasHapus
  9. Anak memang paling cepat meniru. Makanya perlu kasih contoh yang baik. Btw pas minta jadi buku. Kok ga ada jawabannya kenapa, hehehe. Apa pengen selalu diperhatikan

    BalasHapus
  10. Biasanya yang sering membacakan buku di rumah siapa. Bapak apa ibunya

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel