Penulis dan Buku Bajakan
Ada
kekhawatiran di kalangan teman-teman penulis, buku yang mereka hasilkan dengan
jerih payah dan laris manis di pasaran, pada akhirnya dibajak orang. Mereka
tidak ingin itu terjadi. Mereka mengutuk keras siapapun yang dengan berani
membajak karyanya.
Seharusnya,
tidak perlu seresponsif itu. Tugas penulis, menulislah. Jika dengan dibajak,
pesan kita semakin banyak menginspirasi orang, maka bukankah itu yang kita
inginkan?
Tetapi kan
rugi? Itu kalkulasi kita. Darimana kita bisa tahu? Apakah kita bisa menjamin
bahwa orang-orang itu akan tertarik membeli yang asli andai tidak ada buku
bajakan? Belum tentu.
Dan lagi,
apakah pasti penjualan buku asli akan menurun drastis dengan adanya buku
bajakan?
Dalam beberapa kasus, buku asli justru semakin laris. Karena banyak
dibajak, buku itu jadi semakin dikenal. Beberapa orang mulai membacanya. Karena
bagus, mereka tertarik untuk menjadikannya koleksi. Karena kualitas buku
bajakan jelek, mereka memutuskan membeli yang asli.
Soal rezeki, Allah yang mengatur. Tapi pahala yang kita dapatkan karena karya kita,
tak ternilai harganya. Masihkah kita berhitung materi dan lupa bahwa sekali
kita berhasil mengajak orang pada kebaikan maka kita mendapatkan pahala tak
berkesudahan. Ia akan menjadi tabungan bagi kita meski sudah tak lagi di dunia.
Andai karya
kita tidak dibajak, barangkali mereka yang ingin membaca karya kita tidak jadi
membeli dan membaca karena harga yang tidak terjangkau. Dan karenanya, pesan
kita tidak akan sampai.
Jika tujuan
kita menulis, untuk mencerahkan, maka seharusnya kita senang buku kita dibajak.
Banyak karya para ulama dibajak, tetapi mereka tak menuntut apa-apa. Sedikit
pun sebagai penulis kita tidak dirugikan. Kalau pun, anggaplah kita dirugikan
secara materi, bukankah kita mendapatkan kucuran pahala untuk menambah peluang
tiket kita ke surga? Dan bukankah itu lebih baik dari dunia dan seisinya.
Saya tak
mendukung pembajakan. Sama sekali tidak. Tetapi sebagai penulis, tugas kita
hanya menyampaikan kebaikan. Dan seharusnya, kita senang jika pesan kebaikan
itu semakin dibaca banyak orang. [rafif]
sumber gambar: cnnindonesia.com
0 Response to "Penulis dan Buku Bajakan "
Posting Komentar