Investasi Buku, Investasi Menjanjikan



Selain untuk dibaca dan diserap ilmunya, buku menjadi salah satu benda investasi yang sangat menjanjikan.

Berbicara tentang investasi, ada dua hal: investasi dunia dan investasi akhirat. Dan buku merangkum keduanya. Sebagai investasi akhirat, buku yang diwariskan, dipinjamkan, dibaca orang lain, bisa menambah pahala bagi pemiliknya. Jika pembaca kemudian tergerak hatinya melakukan kebaikan sebagaimana diamanatkan oleh buku, tentulah pemiliknya akan “kecipratan” pahala, sekalipun ia sudah berkalang tanah di dalam kubur.

Sebagai investasi dunia, buku memiliki nilai intrinsik yang jauh lebih tinggi dari nilai ekstrinsiknya. Buku-buku langka misalnya, meski tipis dan jika difotokopi hanya seharga 5000 rupiah, tetapi nilai jualnya bisa mencapai puluhan hingga ratusan kali lipat. Perihal ini yang akan kita bahas lebih dalam.
Saya pernah melihat buku-buku karya DN Aidit yang diterbitkan Jajasan Pembaruan, harganya ditaksir hingga 7 digit. Padahal bukunya tipis, mungkin tidak sampai seratus halaman. Dan luar biasanya, buku itu terjual. Bahkan menjadi rebutan.

Saya juga sering menemukan buku-buku karya Pramoedya Ananta Toer yang berseliweran di beranda FB dengan harga fantastis. Sepuluh kali lipat lebih dari harga beli saat pertama kali terbit. Padahal rentang waktunya bisa dibilang tak terlalu lama. Beberapa buku terbitan Bentang Budaya juga menjadi incaran, meski sudah keluar cetakan ulangnya oleh penerbit Narasi. Perbedaan harganya cukup mencolok. Bisa 5-10 kali lipat.

Itulah salah satu alasan mengapa saya senang berburu buku-buku bekas. Selain karena hobi tentunya. Saya membeli buku-buku bekas dengan harga murah, tetapi kemudian bisa saya jual hingga 10 kali lipat, jika buku tersebut kebetulan adalah buku yang banyak diburu para kolektor. Sebuah komik bekas yang saya beli hanya seharga 5-10 ribu rupiah, terjual dengan harga lebih dari 300 ribu. Buku langka karya Buya Hamka yang sepaketnya saya beli tak sampai 100 ribu, bisa saya jual senilai 750 ribu. Dan laku!

Inilah yang saya maksud buku bisa menjadi asset yang ternilai. Investasi yang menggiurkan. Kenaikan harganya bisa melebihi emas atau benda berharga lainnya. Hanya memang, butuh seni tersendiri yang tidaklah mudah.

Seseorang tidak bisa ngawur, hanya karena buku tersebut bekas dan tahun terbitnya cukup lawas, kemudian ia jual dengan harga fantastis. Kecuali rezeki yang benar-benar rezeki, secara logika akan sulit terjual. Ini sering saya temukan di marketplace tertentu. Pelapak-pelapak tersebut memasang harga serampangan. Seolah ingin bilang, “Gak ada yang beli tak apa, ada yang beli berarti ketiban rezeki.” Teori untung-untungan. Tetapi dalam pandangan saya sebagai orang yang paham buku, pelapak tersebut  sudah kehilangan kredibilitasnya.

Memasang harga ada seninya tersendiri. Ketika saya menentukan bahwa harga buku X sekian ratus ribu, buku Z sekian juta, saya harus melihat banyak faktor. Seberapa diburu buku tersebut oleh kolektor, seberapa lawas dan seberapa berharga kontennya, bagaimana dengan nilai sejarahnya, siapa penulisnya, apa nama penerbitnya, dan lain-lain. Saya harus memahami itu semua. Bisa jadi buku dengan judul sama oleh penulis yang sama tetapi penerbitnya berbeda, selisih harganya bisa sangat jauh. Misal, buku Ibunda karya Maxim Gorky terbitan Jajasan Pembaruan dan Kalyanamitra. Harganya jelas berbeda.

Mungkin dulu tak ada yang menyangka buku-buku tersebut akan banyak diburu dengan harga mahal. Samal halnya seperti ketika Anda membeli buku hari ini dan tiba-tiba 5 atau 6 tahun lagi buku tersebut menjadi primadona. Diburu dengan harga yang membuat Anda ternganga. [rafif]

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Investasi Buku, Investasi Menjanjikan "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel