Merontokkan Ketergesa-gesaan



Seringkali kekalahan dimulai dari satu kesalahan fatal: ketergesa-gesaan. Pada mulanya ia tampak sebagai bahan bakar, daya juang yang meledak-ledak. Ia berwujud sebagai optimisme dan harapan yang cerlang. Namun kemudian, semangat luar biasa itu tak diimbangi dengan kemampuan mengukur kekuatan lawan.

Ketika ia mulai menyerang, membuang energi habis-habisan, ia merasa kemenangan semakin dekat. Musuh yang melihatnya terlalu bersemangat, berusaha menangkal, bertahan. Sadar musuh tak melakukan serangan balasan yang cukup mengancam, ia semakin kegirangan. Bintang sudah hampir dalam genggaman, pikirnya. Segala jurus ia kerahkan.

Lalu sampailah ia pada satu titik, ketika mulai kewalahan. Pertarungan belum usai, sementara lelah mengguyur badan. Ia lengah, terjatuh satu kali. Kesempatan ini tak disia-siakan oleh musuh. Bertubi-tubi ia menghajar, tak memberi jeda sedikit pun untuk bernapas. Musuh menang!

Demikian saya menyaksikan kekalahan dan kemenangan yang berulang. Kuncinya adalah pada bagaimana menikmati pertarungan. Tidak ngoyo dan mati-matian di awal, kecuali ia tahu bahwa musuh tak memiliki cukup daya tahan. Inilah kemampuan mengukur yang saya maksud.

Pertarungan yang dinikmati sebagai perjuangan menaklukkan visi akan membuat kita menjalaninya dengan kesungguhan sekaligus kecermatan. Cermat berpikir tentang tantangan yang akan dihadapi, cermat menghitung setiap peluang, cermat mengelola energi sebagai sumber kemenangan. Sebaliknya kecerobohan hanyalah tanda bahwa ia tak memiliki mental seorang pejuang.

Berdirilah kokoh dan tampil elegan. Hadapi musuh tidak dengan mengumbar emosi berlebihan. Tetap tenang dan hirup dalam-dalam aroma kemenangan. Langkah selanjutnya adalah mengontrol pertempuran. Kitalah yang membuat arus dan pusaran gelombang. Kita yang membawa musuh pada irama yang kita mainkan. Namun dekimikian, tetap waspada. Jangan ada satu detik pun tercuri. 
Jadilah seperti elang yang mengawasi mangsanya.

Jika itu dilakukan, saya percaya kemenangan tinggal menunggu waktu. Syaratnya satu: ketergesa-gesaan tak ada di dalamnya. Sebab ia ibarat penyakit yang merontokkan dalam satu pukulan. Ia seperti badai yang menumbangkan pepohonan hanya dalam satu tiupan. Ketergesa-gesan harus ditanggalkan. [rafif]

sumber gambar: kaskus.co.id

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Merontokkan Ketergesa-gesaan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel