Mukjizat Bermental Sukses, Kisah-Kisah Inspiratif Menggugah Hidup


Saya lihat apa yang ditulis oleh Maulana Wahiduddin Khan dalam Mukjizat Bermental Sukses atau yang dalam bahasa aslinya berjudul The Moral Vision: Islamic Ethics for Success in Life, adalah semacam kumpulan kisah inspiratif biasa. Kisah-kisah pendek yang dirangkai dengan beberapa kalimat hikmah dan nasihat dari penulis.

Tak banyak kisah yang “mengejutkan”, meski bukan berarti tak ada sama sekali. Saya akan menyebutkan beberapa diantaranya.

Pertama, tentang dua orang sahabat yang memiliki sikap berbeda dalam mengembangkan potensi dirinya. Iqbal dan Ahmad. Iqbal awalnya diejek karena tak bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Kemudian Iqbal membuktikan bahwa ia bisa seperti Ahmad. Bertahun-tahun kemudian, Iqbal telah menyalip capaian Ahmad. Karena Iqbal terus berusaha, sementara Ahmad sudah cukup puas dengan capaiannya.

Kalimat terakhir itu, adalah pesan yang saya tangkap dari kisah Iqbal dan Ahmad. Berbeda dengan apa yang ditangkap oleh penulis, Maulana Wahiduddin Khan. Pesan yang saya tangkap adalah tentang bagaimana berani melakukan kesalahan agar bisa meraih hal-hal penting dalam kehidupan.

Kedua, kisah Umar bin Khattan yang mengatakan bahwa ia boleh jadi mengagumi seorang pemuda, tetapi kekaguman itu bisa hancur seketika jika ia mengetahui bahwa pemuda tersebut tidak bekerja. Ini adalah soal bagaimana seorang muslim harus terus berpengahasilan untuk menyambung hidupnya. Agar tidak terjerumus pada meminta-minta.

Ketiga, tentang sosok Vladimir Lenin. Kisah tentang bagaimana totalitasnya dalam melaksanakan setiap aktivitas. Sampai-sampai, ketika pagi hari akan bertemu seorang tokoh saja, malam harinya Lenin mempelajari sosok tokoh itu termasuk pemikiran dan karangan-karangan yang ia tulis.

Barangkali tiga itu cukup mewakili deretan kisah lainnya. Sebagian besar kisah tersebut sangat dekat dengan domisili penulis, India. Mungkin apa yang beliau baca atau apa yang beliau saksikan, itulah yang ditulis. Tak terlalu panjang. Hanya sekitar satu atau dua halaman. Hanya instisarinya saja. Lalu penulis berusaha menyuguhkan kepada pembaca pelajaran apa yang bisa dipetik dari kisah tersebut.

Pada prinsipnya, kisah-kisah itu memotivasi pembaca agar menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari hari ini. Terus berusaha menyikapi kegagalan dengan pikiran positif. Sehingga melejit, berbuah keberhasilan. Kira-kira itulah sajian besarnya. Hidangan besar yang ditawarkan penulis dalam bukunya ini.

Buku ini sudah cukup bergizi untuk dinikmati. Kandungan nutrisnya cukup lengkap dan beragam. Hanya saja, kalau berbicara tentang kekurangan, buku ini kurang bisa menerbitkan selera “makan”. Kurang membuat orang bergairah untuk “mengunyah”. Apa pasal? Karena kisah-kisah yang disajikan adalah potongan-potongan yang diungkapkan dengan bahasa yang apa adanya.

Berbeda jika, kisah-kisah tersebut disajikan dengan tutur yang nyastra, dan alur yang menyediakan kejutan di awal, tengah, maupun endingnya. Tak perlu sepanjang dan sedetail cerita pendek. Hanya untuk menguatkan pesan yang ingin ditampilkan.

Dan kalau itu berhasil, maka catatan-catatan penjelasan dari penulis tak perlu terlalu panjang. Pembaca sudah bisa menangkap dengan kuat maksud pesan dari cerita. Penulis hanya cukup menyeru, mempertegas, serta mengajak dengan langkah konkrit, atau kalau perlu dengan tips-tips bagaimana untuk menghadirkan kebaikan seperti itu.

Namun salut. Saya perlu belajar dari Maulana Wahiduddin Khan, tentang bagaimana ia menangkap hikmah dari setiap kisah dan meramunya menjadi pelajaran berharga untuk pembaca.

Book Review #103. Review Mukjizat Bermental SuksesKarya Maulana Wahiduddin Khan. Penerbit Zaman, Jakarta: Cetakan 1,2015. 322 halaman.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Mukjizat Bermental Sukses, Kisah-Kisah Inspiratif Menggugah Hidup"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel