Pribadi Muslim



Salah seorang yang saya kagumi menulis sebuah buku berjudul “Pribadi”. Beliau adalah Buya Hamka. Sebuah buku yang sangat berkesan dan menggugah. Menurut beliau, ada 11 karakter yang harus dimiliki seorang muslim, yang kemudian setelah coba saya renungkan, menuntut peran 3 aspek yang membentuk manusia. Jasad, akal, dan hati.

Jika diibaratkan sebuah kerajaan, menurut Imam Ghazali, maka jasad adalah wilayah kerajaan itu, hati sebagai rajanya, dan akal sebagai perdana menteri. Peran akal dan hati sangat penting untuk menggerakkan jasad. Jika hati sudah memerintahkan dan akal membenarkan, maka jasad baik berupa tangan, kaki, dan seluruh panca indera akan melaksanakan. Baik itu berupa kebaikan maupu keburukan.

Oleh karenanya, setiap pribadi dituntut untuk terus menjaga tiga unsur dalam dirinya ini hidup seimbang, jauh dari gangguan. Karenanya pula, asupan untuk ketiga harus benar-benar dijaga. Asupan bagi jasad adalah makanan yang sehat, asupan bagi akal adalah terus belajar dan membaca baik yang kauliyah maupun kauniyah, sementara asupan bagi hati adalah dzikir dan tilawah Alquran.

Jika ada salah satu dari ketiganya tidak berfungsi dengan baik, karena kurangnya asupan, maka yang terjadi adalah ketimpangan. Akal yang “sakit” akan menjadikan pribadi yang sesat dan salah dalam melangkah. Sebab raja tak memiliki panduan dan penasehat terbaik. Begitupula hati yang sakit akan menyebabkan akal bekerja melampaui wewenangnya. Ia akan memutuskan sesuatu yang terkadang tampak benar menurutnya tanpa berunding dengan raja. Sehingga kita lihat bagaimana orang-orang liberal dalam menafsirkan agama seenak udelnya.

Demikian pula, meski akal dan hati sehat tetapi jasad tak bisa digerakkan, lemah tak berdaya, kebaikan-kebaikan akan sulit dilaksanakan.

Pribadi muslim sejati selalu menjaga agar tiga komponen dalam dirinya itu terus melangkah seimbang. Tak dibiarkan ia timpang. Dan sebagai bentuk komitmen serta kesungguhan dalam menjaganya, adalah selalu ia berikan asupan-asupan bergizi bagi ketiganya, baik pagi maupun siang hari. Terus menerus. Ia tak cukup merasa puas hanya dengan perutnya yang kenyang, ia harus kenyangkan hatinya pula dengan bacaan Alquran, dan kenyangkan akalnya dengan bacaan-bacaan berkualitas tinggi. [rafif]

sumber gambar: tongkronganislami.net

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pribadi Muslim"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel