Dari Status FB Jadi Buku Kece



Buku saya yang berjudul Meniti Kehidupan Agung, lahir dari keisengan saya menulis status di FB. Saya kumpulkan, saya sortir dan pilih-pilah, diedit yang rapi, maka jadilah. Buku ini dicetak 500 eks dan habis.

Langkahnya sederhana. Saya membuat status FB dari mengamati peristiwa di sekitar, terkadang dari hasil perenungan, atau gagasan yang lahir setelah membaca buku. Tak perlu terlalu panjang. Tak perlu juga memaksakan panjangnya sama. Karena keduanya tak ada dalam persyaratan membuat buku.

Maka tulislah secara rutin, apa saja yang bisa ditulis. Jika hanya sanggup sehari satu status, itu baik. Dua status, tiga status, atau lebih tentu lebih baik. Asal ingat, syaratnya: rutin. Setiap hari. Pasang alarm, masukkan dalam jadwal kalender atau lakukan apapun untuk mengingatkan komitmen ini.

Jika kehabisan ide, berselancarlah. Bacalah status-status FB temanmu. Berhentilah pada status yang menurutmu bagus, yang menginspirasi, lalu kemukakan pendapatmu tentang status itu. Ingat ya, bukan copy paste, tapi ungkapkan komentarmu atas status itu.

Dan jadilah kau memosting status di berandamu. Simpan ia di microsoft word atau notepad. Arsipkan. Ini untuk jaga-jaga, misal nanti FB-mu dibajak, atau diblokir dalam waktu yang lama. Jika kamu punya arsip, setidaknya kau bisa bernapas lega.

Fitur FB terbaru, bisa mengetahui jumlah orang yang telah melihat atau membaca status kita. Dari sekian banyak orang itu, berapa orang yang me-Like, komentar, dan membagikan statusmu. Jika jumlahnya 5%, itu memang rata-rata, biasa. Bisa dibilang bagus jika lebih dari 8%. Berarti statusmu itu sangat menarik. Pelajari polanya sehingga kamu akan tahu, seperti apa tulisan yang disukai oleh pembaca.

Jika temanmu rata-rata anak muda, biasanya tulisan-tulisan seputar jodoh dan pernikahan masih laris. Jika temanmu rata-rata emak-emak, kisah-kisah inspiratif atau seputar mendidik anak biasanya akan jadi pemantik obrolan yang hangat. Teruslah berekperimen dengan membuat status yang berbeda-beda.

Saya sarankan setidaknya dua paragraph. Status-status terlalu pendek tidak disarankan. Kecuali itu memang tidak direncanakan untuk masuk dalam buku. Cobalah baca La Tahzan karya Aidh Al-Qarni, atau baca Shaid Al-Khatir karya Ibnu Al-Jauzi, kira-kira seperti itulah variasi panjang-pendeknya tulisan. Karena berupa tulisan singkat, maka harus padat. Langsung masuk pada inti. Jangan bertele-tele.

Ohya, agar lebih menarik, berilah judul pada tiap status yang kamu buat. Sesekali pancing mereka juga agar memberikan komentar. Semakin banyak komentar, statusmu akan lebih sering muncul di timeline akun-akun yang lain.

Saya berikan contohnya:
Masjid
Kita tentu senang menyaksikan masjid tumbuh di mana-mana. Kita juga melihat sekian banyak dari rumah Allah itu yang tampak megah, kokoh, dan indah. Bahkan sebagian juga sudah dilengkapi dengan penyejuk ruangan, permadani yang lembut, dan ukiran-ukiran ayat-ayat suci pada dinding dan pilarnya yang memesona.

Tetapi pada saat yang bersamaan, kita dibuat menangis melihat jamaah yang shalat di dalamnya tak kunjung bertambah. "Penghuni" tetapnya itu-itu saja. Kita menangis karena fasilitas yang harapannya semakin membuat orang betah dan nyaman di masjid ternyata tak membuahkan hasil apa-apa.

Ataukah mungkin perlu dibuat semacam kupon bagi setiap jamaah yang mengikuti shalat berjamaah tepat waktu. Nanti kupon itu dikumpulkan dalam beberapa bulan dan hadiahnya mungkin tiket umroh gratis? kelihatannya memang materialistis. Tapi begitulah penyakit yang sedang menjangkiti kita saat ini. Kita tak mau bergerak melakukan kebaikan jika tidak ada imbalan nyata yang bisa jelas dilihat oleh mata kepala. Seakan-akan hadiah pahala dari Allah nilainya rendah sekali.

Mungkin dengan cara ini, orang-orang akan mulai tertarik ke masjid. Awalnya demi selembar kupon, tapi jika lambat laun kesadaran telah menancap kuat di ubun-ubun kepalanya, mereka akan merasa malu sendiri dan tak lagi mengambil kupon umroh gratis itu.
Bagaimana pendapat, teman-teman?

Selamat mencoba!


sumber gambar: blogbaby.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Dari Status FB Jadi Buku Kece"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel