Media Sosial dan Gawai Kita



Sebuah video yang saya tonton di pagi hari membuat saya merenung. Video berdurasi kurang lebih 5 menit itu menayangkan seseorang dalam forum talkshow yang berbicara tentang bahaya media sosial. Ia mengatakan bahwa setiap kali kita menggunakan media sosial, otak memproduksi dopamin. Dopamin inilah yang membuat kita merasa asyik berlama-lama dengannya. Kita senang ketika mendapat respon, ketika mendapat like di FB, atau saling berbalas komentar. Perasaan nyaman ini yang kemudian memunculkan efek ketagihan. Sama seperti halnya merokok, minum-minuman keras, dan berjudi.

Efek yang muncul dari produksi dopamin yang berlebihan akan mengganggu pertumbuhan seorang anak, juga akan membuatnya sulit membangun sebuah hubungan yang dalam. Ia memiliki teman, tapi tak akan bisa memahami temannya dengan lebih baik. Ketika pertemuan diadakan semua sibuk dengan gawainya. Tak ada pembicaraan-pembicaraan yang hangat dan personal. Semua telah tergantikan dengan keasyikan berselancar di media sosial.

Video kedua yang saya tonton, berita tentang dua pelajar di Bondowoso yang mengalami gangguan jiwa lantaran kecanduan gawai. Mereka menangis dan memukul dirinya sendiri jika diminta untuk melepas gawai dari tangannya. Mereka juga tidak mau sekolah dan menghabiskan hampir seluruh waktunya dengan memainkan gawai. Sungguh, satu fenomena yang menyedihkan.

Jadi tidak salah, jika gawai memang bisa mengubah kepribadian. Ia juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Beberapa tahun lalu, di sebuah RS, ruangan yang sama dengan tempat anak saya dirawat, seorang bocah SD mengidap gangguan kesehatan persis seperti pengidap stroke. Setelah coba saya tanya tentang penyakitnya, ternyata syarafnya terganggu karena terlalu sering bermain game di tablet. Saat liburan di rumah, semua waktunya dihabiskan bermain game di tablet.

Namun menariknya, daya beli masyarakat kita terhadap gawai justru semakin meningkat. Di hari yang sama ini, siang pukul 12.00, sebuah marketplace membuka penawaran exlusive smartphone Xiaomi redmi noted 5 A Premiere, dibandrol dengan harga Rp 1.999.999,- saya coba mengikuti flash sale-nya. Dalam waktu kurang dari 15 menit, smartphone tersebut ludes. Terjual sekitar 10.800 pcs. Saya iseng mencoba menghitung omset yang didapatkan perusahaan selama 15 menit itu. Lebih dari 20 miliar!

Tidak ada yang salah dengan hadirnya teknologi canggih melalui gawai. Yang salah adalah ketika salah penggunaannya, ketika berlebihan dalam menggunakannya. Ia juga bisa memberi manfaat semisal untuk transaksi jual beli yang semakin mudah, meningkatkan produktivitas dengan berbagai aplikasi kreatif yang ditawarkan, mempermudah komunikasi, dan lain-lain.

Saya yakin, semua akan tetap berjalan dengan baik jika digunakan dengan seimbang. Adanya kita di media sosial jangan sampai meniadakan kehadiran kita di dunia nyata. Adanya teman maya jangan sampai merusak atau mengurangi pertemanan kita di dunia nyata. Karena kita makhluk yang nyata bukan makhluk halus.[rafif]

sumber gambar: jurnalapps.co.id

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Media Sosial dan Gawai Kita"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel