Kampanye Buku Gratis



Meski terpuruk dalam bidang pendidikan, konon Venezuela punya tekad yang kuat untuk meningkatkan minat baca. Salah satunya lewat program bagi-bagi buku gratis. Setiap tahun, tak kurang dari 30 juta buku dicetak dan dibagikan gratis pada para pelajar.

Padahal pemerintah Venezuela sedang ditimpa krisis keuangan. Jika bukan karena prioritas pemerintah pada pendidikan, tentu program bagi-bagi buku itu tidak akan berjalan. Bayangkan, berapa uang yang harus dikeluarkan untuk mencetak 30 juta buku plus biaya pendisribusiannya.

Venezuela barangkali terinspirasi dari Amerika Serikat. Meskipun bukan pemerintah langsung yang turun tangan, melalui lembaga Reading Is Fundamental (RIF), sekitar 15 juta buku dibagikan gratis kepada anak-anak yang berasal dari keluarga miskin. Program ini sudah dimulai sejak 1966.

Bagaimana dengan Indonesia? Anggaran untuk pendidikan di Indonesia terbilang cukup besar, yakin 20% dari APBN. Namun sayang tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Jika Roger Farr mengatakan bahwa membaca adalah jantung pendidikan, maka ketersediaan buku seharusnya menjadi fokus utama pemerintah.

Tidak semua orang sanggup membeli buku. Anak-anak dari keluarga miskin yang untuk membayar biaya sekolah saja harus membanting tulang siang dan malam. Belum lagi uang seragam, untuk membeli sepatu, tas, buku tulis. Alangkah bahagianya mereka jika mendapatkan buku-buku gratis dari pemerintah.

Buku gratis akan sangat membantu bagi mereka yang memang membutuhkan buku itu, serta mereka yang memiliki minat membaca yang tinggi. Tugas lembaga pendidikanlah untuk menjadikan mereka para pelahap buku yang hebat. Menjadikan aktivitas membaca seasyik ngemil es kepal Milo.

Untuk pengadaan buku gratis, pemerintah bisa bekerjasama dengan ratusan hingga ribuan penerbit yang ada di Indonesia. Saya yakin, jika program itu digulirkan, akan banyak pihak yang secara sukarela membantu. Terutama para pegiat literasi dan mereka yang peduli pada kualitas pendidikan di Indonesia.

Tak cukup hanya itu. Galakkan juga kampanye buku gratis pada masyarakat. Bikin semacam gerakan peduli membaca. Ajak para dermawan untuk berbagi dan peduli. Saya optimis, akan banyak orang tergerak untuk terlibat di dalamnya.

Namun ada tiga hal yang perlu menjadi prioritas terkait sasaran buku gratis ini; keluarga miskin, ada kebutuhan, dan minat baca tinggi. Keluarga miskin jelas lebih membutuhkan daripada keluarga menengah ke atas. Kesesuaian buku yang dibagikan dengan kebutuhan juga penting agar mereka bisa memanfaatkan buku gratis itu dengan maksimal. Kemudian, minat baca yang tinggi. Ini penting sekali. Dari sejumlah penelitian, orang yang minat bacanya rendah tidak lantas kemudian berubah semangat membaca hanya karena mendapatkan buku gratis. Buku gratis hanya akan sangat bermanfaat bagi mereka yang tidak uang untuk membeli buku tapi keinginan untuk membaca menggebu-gebu.

Tinggal sekarang, berani tidak pemerintah merealisasikan ide ini? [rafif]

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kampanye Buku Gratis "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel